MAKALAH
Kesehatan lingkungan
malaria
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, dimana pembangunan sektor kesehatan merupakan salah satu unsur penentu. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, masyarakat harus bebas dari berbagai penyakit, termasuk penyakit malaria.
Malaria merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopheles dimana parasite tersebut dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah (eritrosit) manusia.
Malaria masalah kesehatan dunia termasuk indonesia merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu hamil. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak terdapat di Afrika dan beberapa negara Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa bagian negara Eropa.
Malaria di Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berisiko terhadap malaria. Di Indonesia malaria ditemukan tersebar luas pada semua pulau dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi. Menurut data yang berkembang hampir separuh dari populasi Indonesia bertempat tinggal di daerah endemik malaria dan diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap tahunnya.
Dalam pengendalian malaria, yang ditargetkan penurunan angka kesakitannya dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk. Program eliminasi malaria di Indonesia tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No 293/MENKES/SK/ IV/2009. Pelaksanaan pengendalian malaria menuju eliminasi dilakukan secara bertahap dari satu pulau atau beberapa pulau sampai seluruh pulau tercakup guna terwujudnya masyarakat yang hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030. Status Indonesia masih tahap pertama yaitu pada eliminasi malaria di DKI, Bali dan Barelang Binkar pada tahun 2010.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
Mengetahui yang dimaksud dengan Malaria
Mengetahui penyebab penyakit malaria
Mengetahui factor terjadinya malaria
Mengetahui diagnosis penyakit malaria
Mengetahui pencegahan penyakit malaria
Mengetahui pengobatan penyakit malaria
Mebgetahui obat-obat malaria
1.3 Tujuan
Apa yang dimaksud dengan Malaria?
Apa penyebab penyakit malaria?
Apa factor terjadinya malaria?
Apa diagnosis penyakit malaria?
Apa pencegahan penyakit malaria?
Apa pengobatan penyakit malaria?
Apa obat-obat malaria?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Malaria
Malaria adalah kata yang berasal dari bahasa Italia, yang artinya mal : buruk dan area : udara, jadi secara harfiah berarti penyakit yang sering timbul di daerah dengan udara buruk akibat dari lingkungan yang buruk. Selain itu, juga bisa diartikan sebagai suatu penyakit infeksi dengan gejala demam berkala yang disebabkan oleh parasit Plasmodium (Protozoa) dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Terdapat banyak istilah untuk malaria yaitu paludisme, demam intermitens, demam Roma, demam Chagres, demam rawa, demam tropik, demam pantai dan ague.
MALARIA ? Malaria merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopheles dimana parasite tersebut dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah (eritrosit) manusia.
MALARIA ? Penyakit yang disebut Malaria ini ada dari 1700 SM (peneliti menemukan DNA parasite malaria pada bagian mumi King Tutankhamun (raja mesir) dengan pemeriksaan DNA dan CT scan pada mumi pada tahun 2005)
MALARIA ? 336 SM alaxandre the great diduga meninggal karena malaria setelah demam 11 hari (diperoleh mungkin waktu melakukan ekspansi ke india)
MALARIA ? 1897, R.ross berhasil membuktikan bahwa penyakit malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles. 1907, Charles louis alphonse laveran diberikan penghargaan nobel atas temuannya mengenai penyebab malaria dimana berdasarkan penelitiannnya penyakit malaria bersumber dari protozoa jenis plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopheles
2.2 Penyebab Penyakit Malaria
Jenis Parasit
Penyakit malaria disebabkan oleh Protozoa genus Plasmodium. Terdapat empat spesies yang menyerang manusia yaitu :
Plasmodium falciparum (Welch, 1897) menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana maligna/malaria tropika/malaria pernisiosa.
Plasmodium vivax (Labbe, 1899) menyebabkan malaria vivax atau malaria tertiana benigna.
Plasmodium ovale (Stephens, 1922) menyebabkan malaria ovale atau malaria tertiana benigna ovale.
Plasmodium malariae (Grassi dan Feletti, 1890) menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana.
Selain empat spesies Plasmodium diatas, manusia juga bisa terinfeksi oleh Plasmodium knowlesi, yang merupakan plasmodium zoonosis yang sumber infeksinya adalah kera. Penyebab terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Untuk Plasmodium falciparum menyebabkan suatu komplikasi yang berbahaya, sehingga disebut juga dengan malaria berat.
Siklus hidup
Siklus pada manusia. Pada waktu nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk kedalam peredaran darah selama lebih kurang 14 jam. Setelah itu sporozoit akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10,000-30,000 merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu.
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni.
Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulanbulan sampai bertahun-tahun.
Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual (gametosit jantan dan betina).
Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, garnet jantan dan betina Zigot ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Ookinetookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.
Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni (siklus seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni (siklus aseksual) yang terdapat pada manusia. Siklus ini dimulai dari siklus sporogoni yaitu ketika nyamuk mengisap darah manusia yang terinfeksi malaria yang mengandung plasmodium pada stadium gametosit. Setelah itu gametosit akan membelah menjadi mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit (betina). Keduanya mengadakan fertilisasi menghasilkan ookinet. Ookinet masuk ke lambung nyamuk membentuk ookista. Ookista ini akan membentuk ribuan sprozoit yang nantinya akan pecah dan sprozoit keluar dari ookista. Sporozoit ini akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, salah satunya di kelenjar ludah nyamuk. Dengan ini siklus sporogoni telah selesai.
Siklus skizogoni terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrositik dan siklus eritrositik. Dimulai ketika nyamuk menggigit manusia sehat. Sporozoit akan masuk kedalam tubuh
manusia melewati luka tusuk nyamuk. Sporozoit akan mengikuti aliran darah menuju ke hati, sehingga menginfeksi sel hati dan akan matang menjadi skizon. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik. Pada Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae hanya mempunyai satu siklus eksoeritrositik, sedangkan Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mempunyai bentuk hipnozoit (fase dormant) sehingga siklus eksoeritrositik dapat berulang. Selanjutnya, skizon akan pecah mengeluarkan merozoit yang akan masuk ke aliran darah sehingga menginfeksi eritrosit dan di mulailah siklus eritrositik. Merozoit tersebut akan berubah morfologi menjadi tropozoit belum matang lalu matang dan membentuk skizon lagi yang pecah dan menjadi merozoit lagi. Diantara bentuk tropozoit tersebut ada yang menjadi gametosit dan gametosit inilah yang nantinya akan dihisap lagi oleh nyamuk. Begitu seterusnya akan berulang-ulang terus.
Lamanya siklus eksoeritrositik Lamanya siklus eritrositik
Development & General Morphology Of Malaria Parasite
Vektor Malaria
Nyamuk Anopheles adalah vektor siklik satu-satunya dari malaria manusia. Dari sekitar 400 spesies Anopheles, hanya sekitar 70 spesies yang menjadi vektor malaria. Tiap spesies mempunyai sifat dan perilaku yang berbeda-beda.
Faktor Terjadinya Malaria
HUMAN FACTORS
Tingkat imunitas seseorang sangat menentukan penyebaran penyakit. Jika sistim kekebalan tubuh menurun, maka akan mudah terkena malaria.
Malaria pada kehamilan mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan ibu dan anak, antara lain :
Berat badan lahir bayi yang rendah
Abortus
Prematur
Kematian janin intra uterin (dalam kandungan)
HUMAN FACTORS
Beberapa Penelitian menunjukan bahwa perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat di bandingkan dengan laki- laki.
Riwayat malaria sebelumnya Orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya akan terbentuk immunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria. Contohnya penduduk asli daerah endemic akan lebih tahan terhadap malaria dibandingkan dengan pendatang dari daerah nonendemis.
HUMAN FACTORS
POLA HIDUP Individu yang kurang menjaga kebersihan lingkungan, sering keluar rumah dimalam hari, tidak memakai kelambu ataupun lation pengusir nyamuk memiliki resiko digigit nyamuk, sehingga akan menyebabkan resiko terkena malaria.
VECTOR FACTORS 1
Penyakit malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk anopheles betina. Diseluruh dunia terdapat sekitar 2.000 species anopheles, 60 species diataranya diketahui sebagai penular malaria
VECTOR FACTORS 2
Efektifitas vektor (nyamuk anopheles) tergantung pada ;
Kepadatan vektor biasanya dekat pemukiman manusia
Kesukaan mengisap darah manusia atau antropofilia
Peluang kontak dengan manusia
Jumlah dan kualitas parasite waktu nyamuk menghisap darah
Lamanya hidup nyamuk harus cukup untuk sporogoni, semakin panjang umur nyamuk semakin besar kemungkinannya untuk menjadi penular atau vektor manusia / Ketahanan spesies nyamuk mendukung perkembangan parasite malaria-sporozoit
VECTOR FACTORS 3
Sifat nyamuk anopeles.
Menggigit antara waktu senja dan subuh, dengan jumlah yang berbeda- beda menurut spesiesnya.
Kebiasaan makan dan istirahat
ENVIRONMENT FACTORS 1
Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kejadian malaria
Faktor geografik dan meterologi di indonesia sangat menguntungkan transmisi malaria
Suhu yang optimum untuk perkembangan plasmodium sekitar 20-300C, makin tinggi suhu maka makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni), sehingga perkembangan plasmodium tidak optimum sebaliknya makin rendah suhu, maka makin baik perkembangan plasmodium.
Suhu merupakan karakteristik tempat perindukan yang mempengaruhi metabolisme, perkembangan, pertumbuhan, adaptasi dan sebaran geografik larva nyamuk. Pengaruh peningkatan suhu mempengaruhi proses biologis nyamuk seperti kegiatan gerakan bernafas, detak jantung, ritme sirkulasi darah dan kegiatan enzim.
ENVIRONMENT FACTORS2
Kelembapan
kelembapan yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasitnya.
Tingkat kelembapan 60% merupakan batas paling rendah untuk kehidupan nyamuk Pada kelembapan lebih tinggi, nyamuk menjadi aktif dan sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria.
Hujan
Pada umumnya hujan akan memudahkan perkembangan nyamuk dan jadi endemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan deras hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan
Hujan yang di selingi panas, akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk anopeles.
ENVIRONMENT FACTORS 3
Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kejadian malaria
Ketinggian yang maih memungkinkan penyebaran malaria adalah sampai 2500 diatas permukaan laut.
Angin, Kecepatan dan arah angin, dapat mempengaruhi jarak terbang nyamuk dan ikut menentukan jumlah kontak antara nyamuk dan manusia.
Sinar matahari, Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. Pada A.sundaikus lebih suka di tempat yang teduh, sedangkan pada A.hyrcanus dan A.pinculatus, lebih suka di tempat terbuka, sedangkan A.barbirosis dapat hidup baik di tempat yang teduh maupun terang.
ENVIRONMENT FACTORS 3
Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kejadian malaria.
Arus air
Pada A.barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis atau lambat
A.minimus menyukai aliran air yang deras
A.letifer lebih menyukai air yang tergenang.
Kadar garam
pada anopeles sundaikus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya 12-18% dan tidak berkembang pada kadar garam 40% keatas
Namun di sumatera utara di temukan pula perindukan A.sundaicus di air tawar.
ENVIRONMENT FACTORS 4
Lingkungan biologi yang berperan pada kejadian malaria
Tumbuhan bakau, lumut, gangang dan lainnya dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk, karena dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi larva dari serangan makluk hidup yang lain
Ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (panchax spp), gambusia, nila, mujair dll, dapat mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah
Ternak seperti sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila ternak tersebut di kandangjan tidak jauh dari tempat perindukan nyamuk.
ENVIRONMENT FACTORS 5
Lingkungan social Budaya yanng berperan pada kejadian malaria
Kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut malam, di tempat yang vektornya bersifat eksofili dan eksofagi akan memudahkan seseorang terkena gigitan nyamuk.
Tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas malaria, antara lain dengan:
Menyehatkan lingkungan
menggunakan kelambu
memasang kawat kasa pada rumah
menggunakan obat nyamuk
Transmision
NATURAL INFECTION
Susceptibilities of host
Vectors habit
NON NATURAL INFECTION
Congenital
Mechanical
Biological
2.4 Diagnosis
Gejala klinis
Anamnesis
Demam timbul mendadak, berulang-ulang
Sakit kepala
Sakit sendi
Anemia
tidak ada batuk atau sakit tenggorok
Riwayat berkunjung 1 – 4 mg y.l. ke daerah endemic
Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
Riwayat sakit malaria.
Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
mendapat transfusi darah.
Gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Demam( > 37,5 0 C)
Konjungtiva atau telapak tangan pucat
Pembesaranl impa (splenomegali)
Pembesaran hati (hepatomegali)
Alat Uji
2.5 Pencegahan
Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan baju tertutup
Menggunakan krim anti nyamuk
Menggunakan kelambu anti nyamuk
Jika ada rencana berpergian ke daerah endemis konsultasikan dengan dokter
Jangan keluar rumah setelah senja
Menyemprotkan obat nyamuk dikamar tidur dan isi rumah
2.6 Pengobatan
Ada 3 faktor yang harus diperhatikan
Jenis plasmodium yang menginfeksi
Keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan)
Jenis obat yang cocok (adanya beberapa plasmodium yang resisten terhadap obat pada daerah tertentu, malaria ringan dapat di berikan obat secara oral, malaria berat dengan pengobatan interavena)
2.7 Obat-Obat Malaria
Kina (QN)
Primakuin (PQ)
Amodiakuin (AQ)
Artesunat (ATS)
Doxicyline
Chloroquin (CQ)
Sulfadoxim pirimetamin (SP)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang di sebabkan oleh parasit plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopheles dimana parasite tersebut dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah (eritrosit) manusia.
Banyak factor yang mempengaruhi terjadinya malaria baik tu factor alam maupun factor dari manusia.
Saran
Dengan menjaga kebersihan lingkungan terutama lingkungan disekitar rumah, serta mengunakan racun nyamuk baik saat berada di dalam rumah atau dilua rumah, dan sebaiknya gunakanlah kelambu ketika tidur.
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnx0cGFlZHVrYXNpfGd4OjRmNzcxNGU3YjRhODE1ODg